Minggu, 07 Februari 2010

Chapter Four


oke, ini mulai serius.
karena sekarang saya sudah mencapai chapter four dalam studi saya, semester empat sudah mulai dijalani, sudah berapa pencapaian saya? apa masih jalan ditempat? apa ada perubahan?, mau kemana arah yang akan saya ambil kedepannya? apa sudah benar langkah ini? apa yang akan menunggu didepan? bagaimana strategi yang harus disiapkan? perlukah persiapan lebih? sudahkah diri ini menjadi lebih baik dari sebelumnya?

banyak lagi pertanyaan dalam diri ini, mungkin ini tidak hanya dialami oleh saya, mungkin juga hal serupa dialami oleh teman-teman yang bisa jadi mengalami hal yang sama, bingung atau ragu ingin melangkah mendekati masa depan yang sudah memanggil, tidak ada alasan berpaling untuk menjadi remaja bahkan berubah menjadi anak-anak lagi untuk menolaknya, saya dihadapakan sebuah pilihan untuk menjadi lebih dewasa, waktu memang penuh misteri, sudah semester empat di perkuliahan, saya merasa inilah pilihan yang benar-benar menguras energi dan pikiran, sewaktu masih masa sekolah dulu, saya dapat dengan angkuhnya menantang waktu, dengan sombongnya berlari dari pilihan sulit, dengan mudahnya berpaling jika sesuatu itu tidak sesuai dengan yang saya inginkan, bisa memulai sesuatu tanpa takut akan dampak dari yang akan ditimbukan, masa dimana porsi rasional masih sedikit diabaikan, saat ketakutkan masih dengan mudah untuk dikalahkan, era dimana kepercayaan memiliki posisi yang tinggi. saya mungkin sudah berubah, saya merasakan bahwa saya sudah berubah, saya harus berubah, semoga kearah yang lebih baik.

orang tidak akan melihat kita berubah jika ia mengatakan bahwa kita masih seperti yang dulu, terkhusus dalam bersikap, tapi rasanya memang semua orang yang telah saya kenal sejak tumbuh bersama, maupun yang baru saya kenal dalam hitungan tahun telah banyak berubah, menurut saya, saya merasa tersinggung jika ada yang mengatakan "hei kamu ini tidak banyak berubah ya, sikapmu masih seperti yang dulu", itu artinya saya tidak ada kemajuan. terkecuali sifat manusia, sikap bisa dipaksa untuk dibentuk, berbeda dengan sifat yang sudah Sunatullah, sifat mungkin bisa diubah tetapi membutuhkan pengorbanan yang besar dan biasanya tidak seratus persen, seperti orang humoris menjadi orang yang kaku dan serius, ia pasti masih bisa melucu dan membuat orang lain tertawa, begitu juga bila sebaliknya dengan orang serius dan kaku menjadi orang yang terbuka dan humoris, ia pasti tidak seratus persen berubah, karena itu sudah Sunatullah,ketetapan Allah. tapi saya yakin sikap bisa diubah secara menyeluruh, saya ingin bisa lebih sopan, baik itu bertutur kata, berhadapan dengan orang lain, menjadi lebih baik dari yang sebelumnya, upgrade ke versi yang lebih baik, memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat, tidak ada yang ingin buruk selamanya.

mudah-mudahan saya bisa cepat beradaptasi dengan keadaan yang sekarang, sudah sangat terlambat untuk berhenti dan sangat bodoh jika hanya berdiam diri, saya harus mengejarnya dengan berlari, saya punya sedikit perspektif, bahwa hidup ini,jika boleh dianalogikan seperti naik motor, maka untuk mengendarainya haruslah bijak, komponen masa depan diwakilkan dengan tujuan kita, dan masa lalu direfleksikan dengan penglihatan kita pada kaca spion, arah yang kita tuju tidak akan lekas tercapai jika kita selalu melihat spion, karena tujuan kita ada didepan bukan dibelakang, semakin sering kita melirik kaca spion maka semakin berbahaya perjalanan kita, dengan sering melirik spion kita akan dihantui oleh sesuatu yang telah terlewat, bahkan orang lain yang belum tentu akan menyalip kita terus kita pikirkan, sebaliknya jika kita fokus akan kemana arah dan tujuan kita, setiap gundukan, lubang, bahkan jalan rusak, menanjak atau menurun juga menukik tajampun akan kita hadapi dengan keteguhan dan kemantapan, saya yakin tujuan akan segera terlihat jika kita fokus, dengan persiapan yang baik perjalanan tidak akan membosankan karena akan ada pemandangan yang pasti berbeda-beda disetiap jalan yang akan kita lalui untuk menuju tujuan akhir kita, saran saya, kita boleh saja sesekali melihat spion untuk waspada dan mengambil pelajaran dari telah kita lalui agar lebih berhati-hati, tetapi arah tujuan kita ada didepan bukan dibelakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar